Wednesday, July 10, 2013

Dendang Perindu

 

 Dendang Perindu

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى النَّبِِّي مَُحمَّدٍ

خَيِْر الأَنَامِ وَمَنْ بِهِ يَتَشَفَّعُ

SEHELAI DAUN SIRIH SEKACIP PINANG MUDA
UNTUK TUAN TERPILIH HAMBA ALUN SUARA

CAHAYAMU BENDERANG TAK MUNGKIN AKAN PADAM
MENERANGI ALAM DENGAN KERAHMATAN

GERANGANNYA MUHAMMAD WAHAI KEKASIH HATI
BILA DEKAT DENGANMU HATI MENJADI TENANG

WAHAI KEKASIH ALLAH WAHAI NABI MUHAMMAD
UBATILAH HATIKU MERINDUKAN DIRIMU

BILA HATI GELISAH DIAMUK BADAI CINTA
HATI MENJADI GUNDAH RESAH TAK KUNJUNG SUDAH

GELAP GELITA MALAM BAGAIKAN KESIANGAN
MOGA TAK AKAN HILANG INGATANKU PADAMU

YA ALLAH YA TUHANKU AJARILAH HATIKU
UNTUK MENGINGATIMU DAN JUGA KEKASIHMU

BERSELAWAT UMAT PADA NABI MUHAMMAD
DIA BULAN PURNAMA DIA RASUL TERCINTA
\kuning daun di tengah2 yg menghijau
lihat mana nanti yang ketawa gumbira
tatkala yang kering jatuh melayang
ditiup angin
dipukul badai
duduk aku di tengah2 manusia
buat aku kenal mana sahabat

lantas buat aku merindu
sembang dan mengunfat
dengan dirimu
berbicara tentang hidup

sungguh aku x mampu menjumpai yg sepertimu
puas mencari
hanya lelah dan perit yg aku genggam
namun ini ujian Dia
menarik yg mampir jauh dr aku 
sejak sekian dulu

Sunday, January 20, 2013

Anak Kecil Palestin


 seluruh pancainderaku

menangis kasihan
meronta-ronta menagih kasihMu
bila aku lihat anak kecil itu
redup matanya sorotan duka dan hiba
cengkung tubuhnya dicengkam derita

anak kecil itu dalam derita
menjerit tanpa suara
lantaran kematian-demi kematian
dinyanyikan merata

nyanyian kematian di Palestin
adalah alunan yang mengirama dunia
dendangan pemuda-pemuda jihad
dalam musafir
mencari setitis embun dari syurga

dunia ini telah didandankan dengan kekejaman
kezaliman yang membuat manusia terpaku
lalu bagaimana harus kita padamkan api sengketa?
setelah menghilang tahun mereka menahan dahaga
menghirup debu menyantap pasir
bermandi darah

wahai umat!
sesalkah kita dengan kematian mereka?
jika hati tak berdenyut dengan perjuangan
maka tidak wujudlah kemanusiaan
kerana sewajarnya kemanusiaan itu berdenyut dan terasa...

Thursday, October 25, 2012

Maafkan Aku Sahabat...

sayang seribu kali sayang
kau seorang sahabat
tapi aku tak menunaikan hak mu
aku tak melunaskan tanggungjawab aku
sebagai seorang hamba Allah
bagaimana mungkin
rumah mu hanya aku jejak lewat
saat kau sudah dikafankan

pergimu tiba-tiba
tanpa khabar berita sebelum itu
membuat aku tertanya-tanya
sebelum aku tersedar
sebenarnya aku yang tidak cakna

aku masih teringat gelak tawamu
gurau sendamu
gerak gerimu
kau memang seorang sahabat yg punya harga
mampukah aku punya harga yg sama......

maafkan aku sahabat
sejujurnya dalam sedih aku gembira
bila wajahmu ku tatap lembut
senyummu aku nampak
mana mungkin kau mampu tersenyum
tapi aku tahu kau sedang senyum
saat dahimu ku kucup
aku rasa sejuk yang mendamaikan

Alhamdulillah...
kau pergi dalam tenang dan bersedia
kau pergi dalam kau tahu kau disayangi olehNya
lantas apa perlunya kau bimbang
sememangnya kau kami sayangi
moga kau aman di sana
di sisi penjaga yang lebih baik...

permudahkan urusannya ya Allah....amin ya robbal alamin.

Tuesday, September 4, 2012

Wakaf Usang di Pantai Jambu Bongkok












wakaf itu
tempat aku duduk dan bermenung
ku lihat semakin tua dan usang
membuat aku terkenang
masa-masa yang aku habiskan di situ

aku teringat
saat-saat wajah laut dan perahu tua
menjadi panorama hidupku
detik-detik bauan tengik laut
menjadi aroma hidupku
waktu-waktu pukulan ombak
menjadi irama hidupku
menjadi tangga aku membesar

angin yang bertiup
masih aku rasakan angin yang sama
yang dulu membelai dan menyapu wajahku
yang melentokkan aku di wakaf itu
meski kadang-kadang bertiup ganas
tapi masih setia mendamaikan pantai ini

aku lihat anak-anak kecil
berlari di pesisiran
seperti aku yang dulu
bergelumang dengan pasiran
tiada duka
tiada keserabutan menjengah fikiran
hanya keasyikan dipeluk angin dan suara ombak

tebaran dedaunan ketapang kering
umpama tebaran masa-masa yang aku tinggalkan
daun-daun yang jatuh menampar muka
yang aku pijak
semuanya akan menyentuh tanah
tanpa dapat aku kutip kembali

sambil aku menyorot pandangan
di wakaf usang itu
jauh di sudut hati
aku harap suasana ini
aroma ini
irama ini
tak akan luput
meski bukan lagi untuk aku.